Friday, October 8, 2010

Thursday, May 10, 2007

Pelajaran Berharga



Lima Pelajaran Berharga yang patut direnungkan dan dilakukan;

Pelajaran Penting Pertama; Pada bulan kedua diawal kuliah saya, seorang Profesor memberikan quiz mendadak pada kami. Karena kebetulan cukup menyimak semua kuliah-kuliahnya, saya cukup cepat menyelesaikan soal-soal quiz, sampai pada soal yang terakhir. Isi soal terakhir ini adalah “Siapa nama depan wanita yang menjadi petugas pembersih sekolah?” Saya yakin soal ini cuma "bercanda." Saya sering melihat perempuan ini; tinggi, berambut gelap dan berusia sekitar 50-an tetapi bagaimana saya tahu nama depannya? Saya kumpulkan saja kertas ujian saya, tentu saja dengan jawaban soal terakhir kosong. Sebelum kelas usai, seorang rekan bertanya pada Profesor itu, mengenai soal terakhir akan "dihitung" atau tidak. "Tentu Saja Dihitung !!" jawab si Profesor. "Pada perjalanan karirmu, kamu akan bertemu banyak orang. Semuanya penting! Semua harus kamu perhatikan dan pelihara, walaupun itu cuma dengan sepotong senyuman, atau sekilas "hallo"! Saya selalu ingat pelajaran itu. Saya kemudian tahu, bahwa nama depan ibu pembersih sekolah adalah "Dorothy."

Pelajaran Penting Kedua; Malam itu, pukul setengah dua belas malam. Seorang wanita negro rapi yang sudah berumur, sedang berdiri di tepi jalan tol Alabama . Ia tampak mencoba bertahan dalam hujan yang sangat deras, yang hampir seperti badai. Mobilnya sedang rusak, dan ia sangat ingin menumpang mobil. Dalam keadaan basah kuyup, ia mencoba menghentikan setiap mobil yang lewat. Mobil berikutnya dikendarai oleh seorang pemuda bule, dia berhenti untuk menolong ibu ini. Kelihatannya si bule tidak paham akan konflik etnis tahun 1960-an, yaitu pada saat itu. Pemuda ini akhirnya membawa si ibu negro selamat hingga suatu tempat, untuk mendapatkan pertolongan, lalu mencarikan si ibu ini taksi. Walaupun terlihat sangat tergesa-gesa, si ibu tadi bertanya tentang alamat si pemuda itu, menulisnya, lalu mengucapkan terima kasih pada si pemuda. Seminggu kemudian tiba-tiba pintu rumah pemuda bule ini diketuk seseorang. Kejutan baginya, karena yang datang ternyata kiriman sebuah televisi set besar berwarna (1960-an!) khusus dikirim ke rumahnya. Terselip surat kecil tertempel di televisi, yang isinya adalah : " Terima kasih nak, karena membantuku di jalan tol malam itu. Hujan tidak hanya membasahi bajuku, tetapi juga jiwaku. Untung saja engkau datang dan menolongku. Karena pertolonganmu aku masih sempat untuk hadir di sisi suamiku yang sedang sekarat hingga wafatnya. Tuhan memberkatimu, karena membantuku dan tidak mementingkan dirimu pada saat itu." Tertanda Ny . Nat King Cole. Nat King Cole, adalah penyanyi negro tenar tahun 1960-an di USA .

Pelajaran Penting Ketiga; Selalulah perhatikan dan ingat pada semua yang Anda layani! Seorang anak laki-laki berumur 10 tahun masuk ke Coffee Shop Hotel dan duduk di meja. Seorang pelayan wanita menghampiri dan memberikan air putih di hadapannya. Anak ini kemudian bertanya "Berapa ya harga satu ice cream sundae?" Tanya sianak tersebut. "50 sen," balas si pelayan. Si anak kemudian mengeluarkan isi sakunya dan menghitung dan mempelajari koin-koin di kantongnya "Wah, kalau ice cream yang biasa berapa?" Tanyanya lagi. Tetapi kali ini orang-orang yang duduk di meja-meja lain sudah mulai banyak dan pelayan ini mulai tidak sabar, "35 sen," jawab si pelayan sambil uring-uringan. Anak ini mulai menghitung dan mempelajari kembali koin-koin yang tadi di kantongnya. "Bu, saya pesan yang ice cream biasa saja ya!" ujarnya. Sang pelayan kemudian membawa ice cream tersebut, meletakkan kertas kuitansi di atas meja dan terus melengos berjalan. Si anak ini kemudian makan ice-cream, membayarnya di kasir, dan pergi. Ketika si pelayan wanita ini kembali untuk membersihkan meja si anak kecil tadi, dia mulai menangis terharu. Rapi tersusun di samping piring kecilnya yang kosong, dua buah koin 10-sen dan lima buah koin 1-sen. Anak kecil ini tidak bisa memesan Ice-cream Sundae bukan karena tidak memiliki cukup uang tetapi demi memberi sang pelayan tips yang "layak."

Pelajaran penting Keempat; Zaman dahulu kala, tersebutlah seorang raja yang menempatkan sebuah batu besar di tengah-tengah jalan. Raja tersebut kemudian bersembunyi, untuk melihat apakah ada yang mau menyingkirkan batu itu dari jalan. Beberapa pedagang terkaya yang menjadi rekanan raja tiba di tempat untuk berjalan melingkari batu besar tersebut. Banyak juga yang datang, kemudian memaki-maki sang Raja, karena tidak membersihkan jalan dari rintangan. Tetapi tidak ada satupun yang mau melancarkan jalan dengan menyingkirkan batu tersebut. Kemudian datanglah seorang petani yang menggendong banyak sekali sayur mayur. Ketika semakin dekat, petani ini kemudian meletakkan dahulu bebannya, dan mencoba memindahkan batu tersebut ke pinggir jalan. Setelah banyak mendorong dan mendorong akhirnya ia berhasil menyingkirkan batu besar itu. Ketika si petani ingin mengangkat kembali sayurnya, ternyata ditempat batu tadi ada kantung yang berisi banyak uang emas dan surat raja. Surat yang mengatakan bahwa emas ini hanya untuk orang yang mau menyingkirkan batu tersebut dari jalan. Petani ini kemudian belajar, satu pelajaran yang kita tidak pernah bisa mengerti. Bahwa pada dalam setiap rintangan, tersembunyi kesempatan yang bisa dipakai untuk memperbaiki hidup kita.

Pelajaran penting Kelima; Waktu itu, ketika saya masih menjadi seorang sukarelawan yang bekerja di sebuah rumah sakit, saya berkenalan dengan seorang gadis kecil yang bernama Liz, seorang penderita satu penyakit serius yang sangat jarang. Kesempatan sembuh hanya ada pada adiknya, seorang pria kecil yang berumur 5 tahun, yang secara mujizat sembuh dari penyakit yang sama. Anak ini memiliki antibodi yang diperlukan untuk melawan penyakit tersebut. Dokter kemudian mencoba menerangkan situasi lengkap medikal tersebut ke anak kecil ini dan bertanya apakah ia siap memberikan darahnya kepada kakak perempuannya. Saya melihat si kecil itu ragu-ragu sebentar, sebelum mengambil nafas panjang dan berkata, "Baiklah. Saya akan melakukan hal tersebut, asalkan itu bisa menyelamatkan kakakku." Mengikuti proses tranfusi darah, si kecil berbaring di tempat tidur, di samping kakaknya. Wajah sang kakak mulai memerah, tetapi wajah si kecil mulai pucat dan senyumnya menghilang. Si kecil melihat ke dokter dan bertanya dalam suara yang bergetar, katanya, "Apakah saya akan langsung mati dokter?" Rupanya si kecil sedikit salah pengertian. Ia merasa bahwa ia harus menyerahkan semua darahnya untuk menyelamatkan jiwa kakaknya. Lihatlah! Bukankah pengertian dan sikap adalah segalanya?

Bekerjalah seolah-olah Anda tidak memerlukan uang! Mencintailah seolah-olah Anda tidak pernah dikecewakan! Berjoget dan bernyanyilah seolah-olah tidak ada yang melihat/menonton. DALAM GELAPNYA MALAM, KITA JUSTRU DAPAT MELIHAT INDAHNYA BINTANG.

test

milan keren..